1. Hubungan Filsafat Dengan Agama
Filasafat dan agama memiliki hubungan yang terkait, terkait
karena keduanya tidak dapat bergerak dan berkembang apabila tidak ada tiga alat
dan tenaga utama yang berada didalam diri manusia, yaitu pikiran, rasa dan
keyakinan. Menurut Prof. Nasroen. SR filsafat yang sejati haruslah berdasarkan
kepada agama. Apabila filsafat tidak berdasarkan pada agama semata-mata hanya
berdasarkan atas akan pikiran saja, maka filsafat tersebut tidak akan memuat
kebenaran objektif, karena yang memberikan pandangan dan putusan adalah akal
pikiran. Sedangkan kesanggupan akal berfikir terbatas, sehingga filsafat tidak
akan sanggup memberikan kepuasan bagi manusia, terutama dalam tingkat
pemahamannya terhadap alam gaib.
Agama dan filsafat
memainkan peran yang mendasar dan fundamental dalam sejarah dan kehidupan
manusia. Selain menaruh filsafat sebagai sumber pengetahuan, Barat juga
menjadikan agama sebagai pedoman hidup. Hubungan filsafat dan agama di Barat
telah terjadi sejak periode Yunani Klasik, pertengahan, modern, dan
kontemporer, meskipun harus diakui bahwa hubungan keduanya mengalami pasang
surut. Dewasa ini di Barat terdapat kecenderungan yang demikian kuat terhadap
peranan agama. Masyarakat modern yang rasionalistik, vitalistik, dan
materialistik, ternyata hampa spiritual, sehingga mulai menengok dunia Timur
yang kaya nilai-nilai spiritual
Kalau dilihat melaui sudut pandang islam maka
hubungan anatar filsafat dan agama yaitu sangat erat hubungannya. Al quraan
mengatakan bahwa sarana yang digunakan dalam mempelajari objek yakni akal dan
objek yang diperintahkan untuk dipelajari yaitu yang bersifat realitas secara
menyeluruh. Ayat-ayat yang menerangkan itu antaranya “maka berpikirlah wahai
orang-orang yang berakal dan berbudi. Disini dapat kita katakan bahwa Al Quraan
memandang positif hubungan antara filsafat dan agama.
Kerja akal disebut berfilsafat jika dalam
memakainya seseorang menggunakan metode berpikir yang memenuhi syarat-syarat
pemikiran logis . Kebenaran tidak akan berlawanan dengan kebenaran sehingga
jika pemikiran akal (sebagai sumber asasi filsafat) dan Al Quraan (sebagai
sumber asasi agama) tidak membawa pertentangan maka itu merupakan suatu
kebenaran.
Mengenai dikotomi agama dan filsafat serta
hubungan antara keduanya para pemikir terpecah dalam tiga kelompok: kelompok
pertama, berpandangan bahwa antara keduanya terdapat hubungan keharmonisan dan
tidak ada pertentangan sama sekali. Kelompok kedua, memandang bahwa filsafat
itu bertolak belakang dengan agama dan tidak ada kesesuaiannya sama sekali.
Kelompok ketiga, yang cenderung moderat ini, substansi gagasannya adalah bahwa
pada sebagian perkara dan persoalan terdapat keharmonisan antara agama dan
filsafat dimana kaidah-kaidah filsafat dapat diaplikasikan untuk memahami,
menafsirkan dan menakwilkan ajaran agama.
Sangat penting untuk digaris bawahi bahwa yang
dimaksud filsafat dalam makalah ini adalah metafisika (mâ ba'd ath-thabî'ah).
Jadi subyek pengkajian kita adalah hubungan antara agama dan metafisika, namun
metafisika menurut perspektif para filosof Islam.
Sebelumnya telah disinggung bahwa sebagian
pemikir Islam memandang bahwa antara agama dan filsafat terdapat keharmonisan.
Sekitar abad ketiga dan keempat hijriah, filsafat di dunia Islam mengalami
perkembangan yang cukup pesat, Abu Yazid Balkhi, salah seorang filosof dan
teolog Islam, mengungkapkan hubungan antara agama dan filsafat, berkata,
"Syariat (baca: agama) adalah filsafat mayor dan filosof hakiki adalah
orang yang mengamalkan ajaran-ajaran syariat." Ia yakin bahwa filsafat
merupakan ilmu dan obat yang paling ampuh untuk menyembuhkan segala penyakit
kemanusiaan
2. Hubungan Filsafat Dengan Filsafat
Pendidikan
Bidang ilmu pendidikan dengan berbagai cabangnya merupakan
landasan ilmiah bagi pelaksanaan pendidikan.Pandangan filasafat pendidikan sama
dengan peranannya merupakan landasan filosofis yang menjiwai seluruh
kebijaksanaan pelaksanaan penkdidikan,kedua bidang ini harus menjadi
pembentukan dasar bagi setiap pelaksana pendidikan.Filsafat pendidikan adalah
aplikasi filsafat terhadap pengkajian persoalan-persoalan pendidikan.
Menurut
Plato, hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan adalah sebagai
berikut :
- Ilmu
pengetahuan lahir dari persamaan dan perbedaan filsafat, sedangkan
filsafat adalah ibu dari ilmu pengetahuan
- Ilmu
pengetahuan lebih bersifat analisis, sedangkan filsafat bersifat synopsis
- Ilmu
pengetahuan mengemukakan fakta-fakta untuk melukiskan objeknya, sedangkan
filsafat selain menekankan pada keadaan sebenarnya dan objek juga
bagaimana seharusnya objek itu
- Ilmu
pengetahuan memulai sesuatu dengan memakai asumsi-asumsi sedangkan
filsafat memeriksa dan meragukan segala asumsi
- Ilmu
pengetahuan diwarnai oleh penggunaan metode eksperimen, terkontrol cara
kerjanya, sedangkan filsafat menggunakan semua ilmu pengetahuan.
6.
Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan
sangatlah penting sebab ia menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan. Menurut Jalaludin
& Idi (2007: 32) filsafat
pendidikan merupakan aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan filsafat
sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan dan
mengharmoniskan serta menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin di capai.
7.
Lebih jauh, Jalaludin
& Idi (2007: 32) menyampaikan hubungan fungsional antara
filsafat dan teori pendidikan, sebagai berikut:
8.
1. Filsafat
merupakan suatu cara pendekatan yang dipakai untuk memecahkan problematika
pendidikan dan menyususn teori-teori pendidikan.
9.
2. Filsafat
berfungsi memberi arah terhadap teori pendidikan yang memiliki relevansi dengan
kehidupan yang nyata.
10. 3. Filsafat, dalam hal ini fisafat
pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam
pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.
3. Hubungan Filsafat Dengan Kebudayaan
Menurut
Dr. Edwar B. Taylor kebudayaan adalah suatu keseluruhan yang komplek meliputi
ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum adat istiadat dan setiap
kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai warga masyarakat.
Pendidikan dan kebudayaan adalah suatu hubungan antara proses dengan isi,
pendidikan adalah proses pengoperan kebudayaan dalam arti membudayakan manusia,
fungsi lain pendidikan adalah mengolah kebudayaan itu menjadi sikap, nilai,
tingkah laku, bahkan menjadi kepribadian anak didik.
Fungsi
pendidikan sebagi pengoper kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama yaitu
untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif dan produktif yakni
menciptakan kebudayaan.
Pendidikan
mempunyai fungsi rangkap untuk kebudayaan, yaitu :
- Menciptakan
yang belum ada melalui pembinaan manusia yang kreatif
- Mengoperkan
kebudayaan ( yang sudah ada ) kepada generasi masa depan dalam rangka
proses sosialisasi pribadi manusia.
Manusia
sebagai pribadi,masyarakat dan negara hidup dalam suatu sosial budaya,dalam hal
ini diperlukan adanya proses pewarisan dan pengembangan sosial budaya yang
dilakukam melalui pendidikan. Agar kegiatan pendidikan itu berjalan dengan
lancar dan proses yang efektif diperlukan adanya landasan-landasan filosofis
dan Ilmiah berbagai sifat normatif dan pedoman pelaksnaannya. Pendidikan harus
secara fundamental didasarkan atas azas filosofis dan ilmiah yang menjamin
pencapaian tujuan,yakni meningkatkan perkembangan sosial budaya,martabat
bangsa,kewibawaan dan kejayan negara.
SUMBER:
0 Response to "HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN FILSAFAT PENDIDIKAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN"
Post a Comment