1.
Ruang
lingkup materi kegiatan pengembangan
Ruang
lingkup materi pengembangan TK meliputi asfek pengembangan dan nilai-nilai
agama, sosial, emosional, dan kemandirian, kemampuan berbahasa, kognitif,
fisik, motorik dan seni. Namun untuk mempermudah guru kegiatan tersbut
digolongkan menjadi dua yaitu;
Ø Materi pengembangan pembentukan
perilaku melaui pembiasaan di kehidupan seharir-hari.
Ø Materi kegiatan pengembangan
kemampuan dasar. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di TK harus sesuai
dengan tingkat perkembangan anak. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan
dalam penerpan kegiatan pembelajaran yaitu; berorientasi pada prinsip-prinsip
perkembangan anak, berorientasi pada kebutuhan anak, bermain sambil belajar,
menggunakan pendekatan tematik,
kreatif dan inovatif.
2. Pengorganisasian
materi kegiatan pengembangan
silabus meliputi perencanaan,
pelaksanaan dan revisi. Dalam proses pengembangan silabus ada beberapa hal yang
harus dikuasai yaitu sebagai berikut: Kompetensi Dasar, yaitu kemampuan yang
diharapkan dimiliki anak dari setiap mata pelajaran yang di ikuti. Pengalaman
belajar, yaitu materi pokok untuk mencapai suatu kompetensisebagai bagian dari
struktur keilmuan atau suatu bahan kajian. Hasil belajar dan indikator hasil
belajar, merupakan penjabaran karakteristik suatu kompetensi yang secarapesifik
dapat dijadikan ukuran untuk menentukan dan menilai ketercapaian hasil belajar.
3.
Prinsip
pendekatan pembelajaran serta syarat dan prinsip pengembangan sarana
pembelajaran
Beberapa prinsip yang harus di perhatikan dalam pelaksanaan
kegiatan/ pembelajaran di TK diantaranya:
a.
Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak pada usia dini sedang membutuhkan proses belajar untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangannya. Dengan demikian berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan berdasarkan pada perkembangan dan kebutuhan masing-masing anak.
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak pada usia dini sedang membutuhkan proses belajar untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangannya. Dengan demikian berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan berdasarkan pada perkembangan dan kebutuhan masing-masing anak.
b.
Berorientasi pada Perkembangan Anak
Dalam melakukan kegiatan, pendidik perlu memberikan kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Anak merupakan individu yang unik, maka perlu memperhatikan perbedaan secara individual. Dengan demikian dalam kegiatan yang disiapkan perlu memperhatikan cara belajar anak yang dimulai dari cara sederhana ke rumit, konkrit ke abstrak, gerakan ke verbal, dan dari ke-aku-an ke rasa sosial.
Dalam melakukan kegiatan, pendidik perlu memberikan kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Anak merupakan individu yang unik, maka perlu memperhatikan perbedaan secara individual. Dengan demikian dalam kegiatan yang disiapkan perlu memperhatikan cara belajar anak yang dimulai dari cara sederhana ke rumit, konkrit ke abstrak, gerakan ke verbal, dan dari ke-aku-an ke rasa sosial.
c.
Stimulasi Terpadu
Perkembangan anak bersifat sistematis, progresif dan berkesinambungan. Hal ini berarti kemajuan perkembangan satu aspek akan mempengaruhi aspek perkembangan lainnya. Karakteristik anak memandang segala sesuatu sebagai suatu keseluruhan, bukan bagian demi bagian. Stimulasi harus diberikan secara terpadu sehingga seluruh aspek perkembangan dapat berkembang secara berkelanjutan, dengan memperhatikan kematangan dan konteks sosial, dan budaya setempat.
Contohnya jika anak melakukan kegiatan makan, maka dalam kegiatan tersebut anak mengembangkan aspek:
* Moral/agama : mengerti tata cara makan yang baik dan benar
*Sosial, emosional dan kedisiplinan : menolong diri sendiri
* Bahasa : mengenal kosakata tentang nama makanan dan peralatan makan
*Kognitif : mengerti manfaat makan
* Motorik mulai belajar memegang sendok
Perkembangan anak bersifat sistematis, progresif dan berkesinambungan. Hal ini berarti kemajuan perkembangan satu aspek akan mempengaruhi aspek perkembangan lainnya. Karakteristik anak memandang segala sesuatu sebagai suatu keseluruhan, bukan bagian demi bagian. Stimulasi harus diberikan secara terpadu sehingga seluruh aspek perkembangan dapat berkembang secara berkelanjutan, dengan memperhatikan kematangan dan konteks sosial, dan budaya setempat.
Contohnya jika anak melakukan kegiatan makan, maka dalam kegiatan tersebut anak mengembangkan aspek:
* Moral/agama : mengerti tata cara makan yang baik dan benar
*Sosial, emosional dan kedisiplinan : menolong diri sendiri
* Bahasa : mengenal kosakata tentang nama makanan dan peralatan makan
*Kognitif : mengerti manfaat makan
* Motorik mulai belajar memegang sendok
d.
Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya
Bermain
Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan pembelajaran di TK. Kegiatan pembelajaran yang disiapkan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan menggunakan strategi, metode, materi/bahan, dan media yang menarik serta mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Ketika bermain anak membangun pengertian yang berkaitan dengan pengalamannya
Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan pembelajaran di TK. Kegiatan pembelajaran yang disiapkan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan menggunakan strategi, metode, materi/bahan, dan media yang menarik serta mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Ketika bermain anak membangun pengertian yang berkaitan dengan pengalamannya
e.
Menggunakan Pendekatan Tematik
Kegiatan pembelajaran dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik. Tema sebagai wadah mengenalkan berbagai konsep untuk mengenal dirinya dan lingkungan sekitarnya. Tema dipilih dan dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, serta menarik minat
Kegiatan pembelajaran dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik. Tema sebagai wadah mengenalkan berbagai konsep untuk mengenal dirinya dan lingkungan sekitarnya. Tema dipilih dan dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, serta menarik minat
f.
Lingkungan Kondusif
Lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan serta demokratis sehingga anak selalu betah dalam lingkungan sekolah baik di dalam maupun di luar ruangan. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain. Penataan ruang belajar harus disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain sehingga anak dapat berinteraksi dengan mudah baik dengan pendidik maupun dengan temannya.
Lingkungan belajar hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya, yaitu tidak membedakan nilai-nilai yang dipelajari di rumah dan di sekolah ataupun di lingkungan sekitar. Pendidik harus peka terhadap karakteristik budaya masing-masing anak.
Lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan serta demokratis sehingga anak selalu betah dalam lingkungan sekolah baik di dalam maupun di luar ruangan. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain. Penataan ruang belajar harus disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain sehingga anak dapat berinteraksi dengan mudah baik dengan pendidik maupun dengan temannya.
Lingkungan belajar hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya, yaitu tidak membedakan nilai-nilai yang dipelajari di rumah dan di sekolah ataupun di lingkungan sekitar. Pendidik harus peka terhadap karakteristik budaya masing-masing anak.
g.
Menggunakan
berbagai sumber media dan sumber belajar
Setiap kegiatan untuk menstimulasi perkembangan potensi anak, perlu memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar, antara lain lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik. Penggunaan berbagai media dan sumber belajar dimaksudkan agar anak dapat bereksplorasi dengan benda-benda di lingkungan sekitarnya.
Setiap kegiatan untuk menstimulasi perkembangan potensi anak, perlu memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar, antara lain lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik. Penggunaan berbagai media dan sumber belajar dimaksudkan agar anak dapat bereksplorasi dengan benda-benda di lingkungan sekitarnya.
h.
Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pelaksanaan stimulasi pada anak usia dini jika dimungkinkan dapat memanfaatkan teknologi untuk kelancaran kegiatan, misalnya tape, radio, televisi, komputer. Pemanfaatan teknologi informasi dalam
Pelaksanaan stimulasi pada anak usia dini jika dimungkinkan dapat memanfaatkan teknologi untuk kelancaran kegiatan, misalnya tape, radio, televisi, komputer. Pemanfaatan teknologi informasi dalam
i.
Pembelajaran bersifat demokratis
Proses pembelajaran di TK memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, bertindak, berpendapat, serta berekspresi secara bebas dan bertanggung jawab
Proses pembelajaran di TK memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, bertindak, berpendapat, serta berekspresi secara bebas dan bertanggung jawab
j.
Mengembangkan Kecakapan Hidup
Proses pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup melalui penyiapan lingkungan belajar yang menunjang berkembangnya kemampuan menolong diri sendiri, disiplin dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya.
Proses pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup melalui penyiapan lingkungan belajar yang menunjang berkembangnya kemampuan menolong diri sendiri, disiplin dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya.
k.
Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan
Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara demokratis, mengingat anak merupakan subjek dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara demokratis, mengingat anak merupakan subjek dalam proses pembelajaran.
Tugas
Guru dalam Proses Pembelajaran
sarana perjuangan.
Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.Pembelajaran yang dengan tujuan bahwa
guru dapat menciptakan suasana yang dan sitasi yang dapat diterima dalam
belajar. Guru memainkan multi peran dalam proses pembelajaran yang menyelenggarakan dengantugas yang amat
bervariasi. Jika seorang guru telah berpegang dengan ketentuan dan amat
bervariasi sehingga di dapatkan guru dapat mewujudkan suasana yang belajar dan
mengajar. Guru sebagai konservator (pemelihara) Guru sebagai tramitor (penerus)
Guru sebagai transformator (penerjemah) .Tugas guru dalam profesinya bahwa guru
sebagai pendidik dan sebagai pengajar. Akan tetapi dari kedua peran tersebut
sehingga dapat terjadi arena pembelajaran yang dengan tujuan bahwa guru dapat
menciptakan suasana yang dan sitasi yang dapat diterima dalam belajar. Guru
memainkan multi peran dalam proses pembelajaran yang menyelenggarakan dengan
tugas yang amat bervariasi. Jika seorang guru telah berpegang dengan ketentuan
dan amat bervariasi sehingga di dapatkan guru dapat mewujudkan suasana yang
belajar dan mengajar.Guru sebagai konservator (pemelihara)Guru sebagai tramitor
(penerus)Guru sebagai transformator (penerjemah)Guru sebagai perencana
(planner).
Guru sebagai manajer proses pembelajaranGuru Sebagai
Pemandu (direktur).Guru sebagai organisator (penyelenggara)Guru sebagai
komunikatorGuru sebagai fasilitatorGuru sebagai motivatorSebagai penilai
(evaluator)Pemahaman atas tugas dan peran guru dalam penyelenggaraan system
pembelajaran seyogianya menjadi kerangka dalam berfikir dalam bahasa tentang
penerapan Kode Etik Guru sebagaimana mestinya.Kode Etik Guru Indonesia dalam
plaksanaan tugasnya sesuai dengan ADART PGRI 1994Guru berbakti membimbing
peserta didik untuk membentuk manusiaIndonesia yang berjiwa pancasila.Guru
memiliki dan melaksanakan kejujuran profesionalGuru dalam berusaha memperoleh
informasi tentang peserta didik sebagai bahan bimbingan dan pembinaanGuru
menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya untuk menunjang berhasilnya
pembelajaran.Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat seitarnya untuk membina peran serta dan tanggung jawab terhadap pendidikan.Guru
secara pribadi dab bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu.
Pengertian Prinsip Pembelajaran
Prinsip dikatakan juga landasan. Prinsip
pembelajaran menurut Larsen dan Freeman (1986 dalam Supani dkk. 1997/1998)
adalah represent the
theoretical framework of the method. Prinsip pembelajaran adalah kerangka
teoretis sebuah metode pembelajaran. Kerangka teoretis adalah teori-teori yang
mengarahkan harus bagaimana sebuah metode dilihat dari segi 1) bahan yang akan
dibelajarkan, 2) prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan bagaimana
guru mengajarkan bahan), 3) gurunya, dan 4) siswanya.
Dengan demikian, prinsip pembelajaran bahasa
adalah kerangka teoretis, petunjuk-petunjuk teoretis bagi penyusunan sebuah
metode pembelajaran bahasa dalam hal :
1) pemilihan dan
peyusunan bahan pembelajaran bahasa yang akan dibelajarkan;
2) pengaturan proses
belajar mengajarnya: bagaimana mengajarkan dan mempelajarinya, hal-hal yang
berhubungan dengan pendekatan, teknik, media, dan sebagainya;
3) guru yang akan
mengajarkannya, persyaratan yang harus dimiliki, serta aktivitas yang harus
dilaksanakan;
4) siswa yang
mempelajarinya, berkenaan dengan aktivitasnya; dan
5) Hal-hal lain yang
terlibat dalam proses belajar mengajar.
Pengertian Pendekatan
Istilah pendekatan berasal dari
bahasa Inggris approach yang memiliki beberapa arti di
anataranya diartikan dengan ’pendekatan’. Di dalam dunia pengajaran, kata approach lebih
tepat diartikan a way of beginning something ‘cara memulai
sesuai’. Karena itu, istilah pendekatan dapat diartikan cara memulai
pembelajaran.
Dalam pengertian yang lebih luas,
pendekatan mengacu kepada seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar.
Pendekatan merupakan titik tolak dalam memandang sesuatu, suatu filsafat
atau keyakinan yang tidak selalu mudah membuktikannya. Jadi, pendekatan
bersifat aksiomatis (Badudu 1996:17). Aksiomatis artinya bahwa kebenaran
kebenaran teori-teori yang digunakan tidak dipersoalkan lagi. Pendekatan
pembelajaran (teaching approach) adalah suatu ancangan atau kebijaksanaan dalam
memulai serta melaksanakan pengajaran suatu bidang studi/mata pelajaran yang
memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi
yang berkaitan.
Perbedaan
Prinsip dan Pendekatan
Supaya tidak salah pengertian antara prinsip pengajaran
dengan pendekatan pengajaran, berikut ini disajikan beberapa perbedaan penting
antara keduanya.
Prinsip
|
Pendekatan
|
Lahir
dari teori-teori
|
Lahir
dari asumsi-asumsi
|
Berperan
sebagai kerangka teori metode pembelajaran.
|
Berperan
sebagai ancangan atau pedoman langsung metode pembelajaran.
|
Memberi
pedoman kepada metode pem-belajaran dalam banyak hal, seperti bahan,
siswa, guru, proses belajar mengajar.
|
Memberi
pedoman kepada metode pem-belajaran terutama dalam hal proses belajar
mengajar.
|
Hubungannya
dengan metode (penyusunan metode bersifat tak lagsung dalam bentuk saran).
|
Hubungannya
dengan penyusunan metode bersifat langsung dan menentukan wujud metode.
Metode lahir dari pendekatan.
|
Sumber:
http://aguswuryanto.wordpress.com/2010/07/20/prinsip-pendekatan-metode-teknik-strategi-dan-model-pembelajaran/
0 Response to "MATERI KEGIATAN PENGEMBANGAN DI TK DAN PAUD"
Post a Comment