pengembangan kecerdasan anak

Perkembangan Kecerdasan Anak

1.      Perkembangan Kecerdasan
Kecerdasan didefinisikan sebagai kemapuan menghasilkan ide yang gemilang dan memecahkan masalah secara kreatif,efisien, dan bijaksana. Salah satu teori kecerdasan membagi kecerdasan menjadi tiga macam yaitu, keceerdasan intelektual (IQ), kecerdasan sosial (SQ), kecerdasan emosional (EQ).

2.      Aspek Perkembangan Anak
a.       Perkembangan Fisik-Motorik
Perkembangan fisik-motorik meliputi perkembangan badan, otot kasar dan otot halus yang selanjutnya disebut motorik halus dan motorik kasar.

Perkembangan badan meliputi empat unsur yaitu,
-          Kekuatan
-          Ketahanan
-          Kecekatan
-          Keseimbangan
Perkembangan motorik meliputi
o   Perkembangan otot kasar : otot-otot badan yang tersusun oleh otot lurik yang berfungsi untuk melakukan gerakan dasar tubuh yang terkoordinasi oleh otak seperti berjalan, berlari, melompat, melempar dan menarik.
o    Perkembangan otot halus
Otot ini beerfunsi melakukan gerakan-gerakan bagian tubuh yang lebih spesifik, seperti menulis, merangka dan melipat.

            Menurut Gassel dan Ames(1940) dan illingsworth (1983), perkembangan motorik mengikuti delapan pola yaitu,
-          Consinuity (bersifat kontiniu):terus berjalan dari yang sederhana ke kompleks.
-          Uniform sequence (tahapan yang sama): hanya saja kecepatan tiap anak berbeda.
-          Maturity (kematangan) yaitu dipengaruhi oleh perkembangan sel syaraf.
-          Umum ke khusus dimulai dari gerakan yang bersifat umum menuju ke khusus.
-          Dimulai dari gerak reflex bawaan ke arah gerak yang terkoordinasi
-          Bersifat chepalo-caudal direction, bagian kepala berkembang lebih dulu dari pada bagian yang mendekati ekor.
-          Bersifat proximo-distal, bagian yang mendekati sumbu tubuh(tulang belakang) berkembang lebih dahulu dari pada yang jauh.
-          Koordinassi bilateral, menuju cross lateral bahwa sebuah koordinasi organ yang sama berkembang lebih dulu sebelumbisa melakuan koordinasi organ bersilangan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan agar anak dapat berkembang secara optimal
- Member makanan yang bergizi 4 sehat 5 sempurna
- Pengecekan kesehatan secara rutin
- Olah raga seperti senam
- Jalan-jalan pagi
- Memberikan kegiatan agar dapat mengembangkan motorik halus


b. Perkembangan kognitif
Merupakan perkembangan yang dilihat dari perkembangan daya pikirnya.
Menurut Piaget, semua anak memiliki pola perkembangan kognitif yang sama, yaitu melalui empat tahapan yaitu:

1.      Sensorimotor (0-2 tahun)
Piaget membagi tahapan ini menjadi enam tahapan sebagai berikut,
a. Tahapan reflek (lahir- 1 bulan): anak dapat memberikan respon terhadap ransangan tertentu.

 b. Reaksi sirkuler primer atau primary circular reaction (usia 1-4 bulan)
     Pada  tahap ini ada dua hal yaitu, anak melakukan gerak reflek terhadap anggota      badannya (primary) dan  anak akan mengulang gerak tersebut (circular)

c. Reaksi circular sekunder atau secondary circular reaction (usia 4-8 bulan), pada   usia ini anak mulai menaruh perhatian pada benda-benda di sekitarnya.

d.Koordinasi skema sekunder (8-12 thn), anak mulai menggunakan pengalaman  sebelumnya sebagai reaksi pada ransangan.

2.       Preoperational (2-7 thn)
Pada tahap ini anak mulai mengenal bahasa dan gambar, anak pada umur 2-7 tahun mengenal benda-benda di sekitarnya. Pada usia dua tahun anak  hanya mampu memahami beberapa katab saja. Pada usia 4-5 tahun anak sudsah mampu berdialog yang mereka pahami namun mereka tidak tahu betul maksud dan tujuan yang sebenarnya.
Menurut Pieget ada tujuh tipe pola piker anak yaitu,
a.      Motivasi
Hubungan sebab akibat yang didasari atas suatu tujuan tertentu. Seperti: seorang anak ditanya, mengapa burung dapat terbang? Sebab ia punya sayap..
b.      Finalisme
Cara berpikir ini didasari atas bahwaa hubungan sebab akibat terjadi karena memang harus terjadi. Misalnya: mengapa lantai ini basah? Ya karena ada air.
c.       Fenolisme
Cara berpikir atas adanya kepercayaan yang sering diceritakan pada anak. Misalnya, seorang ibu bercerita,jika nasinya dibuang-buang, maka nasi itu akan menangis sehingga sang anak percaya.
d.      Moralisme
Cara berpikir ini merupakan fungsi dari suatu benda. Mengapa ada mata?agar kita bisa melihat.
e.       Artifisialisme
Cara berpikirnya karena adanya kepentingan terhadap manusia. Misalnya: mengapa kita makan?agar kita tidak mati.
f.       Animisme
Cara berpikir ini didasarkan atas anggapan bahwa segala sesuatu seolah-olah hidup.
Seperti: mengapa TV itu ada suaranya? Karena ada orang di dalamnya.

3.Kongret Operational
Tahap ini anak sudah dapat memecahkan persoalan sederhana yang bersifat kongrit. Anak sudah dapat berfikir reversible yaitu berkebalikan atau anak dapat memahami sesuatu yang berisi kata terbalik. Contohnya, anak yang telah memahami 2+2
= 4, maka ia akan tahu kalau 4-2=2.
Pada tahap perkembangan ini anak dapat mengklasifikasikan dan mengurutkan yang memerlukan keterampilan berfikir,tertentu. Diantara keterampilan berpikir terseebut adalah
a.        Anak harus dapat mengenali dapat mengenali ciri-ciri objek.
Anak harus tahu apa yang menjadi cirri-ciri dari suatu obyek, sehingga dia mudah untuk menentukan suatu obyek tersebut,
b.      Anak harus dapat membedakan persamaan dan perbedaan objek.
Dengan adanya ciri-ciri suatu objek maka anak akan melihat adanya persamaaan dan perbedaan suatu obyek dengan obyek lainnya.
c.       Anak harus dapat memilih salah satu atribut untuk dijadikan dasar klasifikasi.
Anak harus dapat mengetahui salah satu atribut atau tanda dari suatu obyek untuk bisa dijadikan sebagai dasar klasifikasai.

4.   Formal Operational
Pada tahap ini anak dapat melakukan hal-hal berikut:
a.   Berpikir secara hipotetik dan deduktif
Anak dapat membuat hipotesis dari suatu teori. Ia dapat membuat kesimpulan secara logis dari premis-premis yang ada. Misalnya, semua binatang yang beramal adalah mamalia maka disetiap si anak menjumpai gambar binatang yang beranak maka ia anggap itu tergolong mamalia.

b.   Berfikir secara abstrak
Pada tahap ini anak dapat berpikir secara abstrak dan relative. Hal ini dapat dipahami saat kita menghadapi persoalan. Otak kita akan bekerja untuk mencari berbeda alternative masalah berupa penyelesaian masalah dan strategi otak akan bekerja mana yang baik dan mana yang buruk.bisa atau tidak kita menyelesaikan suatu masalah. Semua itu dapat dilakukan di ddepan kita. Kalau sudah benar rasanya pemikiran kita baru kita bertindak.

c.  Mampu membuat analogi
Pada tahap ini anak mampu memahami analogi itu sekedar perumpamaan dan bukan pokok permasalahan yang sesungguhnya. Anak akan mencoba menghubungkan analogi tersebut dengan kenyataan yang sesungguhnya oleh karena itu pada tahap ini guru dapat menggunakan berbagai analogi, symbol-simbol serta gambar-gambar untuk menerangkan suatu pokok persoalan.

d.   Mampu menguasai cara berpikirnya

Salah satu kemampuan anak pada tahap ini adalah anak mampu merenungkan kembali apa-apa yang telah dilakukan, mengevakuasinya, yaitu mencari segi-segi positif dan memperbaiki cara berpikirnya.

0 Response to "pengembangan kecerdasan anak"

Post a Comment

Popular Posts

wdcfawqafwef