LINGKUNGAN
SEBAGAI SUMBER BELAJAR
A. PENGERTIAN
LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Salah satu yang
menjadikan lingkungan itu sebagai sumber belajar ialah interaksi. Dimana
interaksi yang dilakukan bukan hanya antara manusia dengan manusia tetapi juga
dengan lingkungan seperti, tumbuhan, hewan dan benda-benda mati.
Dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI),lingkungan diartikan sebagai bulatan yang
melingkungi. Dalam kamus bahasa inggris, istilah lingkungan ini cukup beragam
diantaranya ada istilah, circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan
environment yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala
sesuatu yang ada disekitar atau sekeliling.
Dalam
pengertian lain disebutkan bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan
semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan
prilakunya serta makhluk hidup lainnya.
Jadi,
dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan sebagai sumber
belajar adalah segala sesuatu yang ada disekitar anak yang memberikan
pembelajaran dan situasi dimana pesan dapat disampaikan kepada anak untuk
menunjang kegiatan dan pembelajarannya secara optimal.
B. NILAI-NILAI
LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR
- Nilai-Nilai Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Lingkungan yang ada di sekitar anak
merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian
proses dan hasil pendidikan yang berkualitas bagi anak usia dini.
- Lingkungan
menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak
Jumlah sumber belajar yang tersedia
di lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun pada umumnya tidak dirancang
secara sengaja untuk kepentingan pendidikan. Sumber belajar lingkungan ini akan
semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan anak karena mereka belajar tidak
terbatas oleh empat dinding kelas. Selain itu kebenarannya lebih akurat, sebab
anak dapat mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan potensi panca
inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan tersebut.
2. Penggunaan lingkungan memungkinkan
terjadinya proses belajar yang lebih bermakna (meaningfull learning)
sebab anak dihadapkan dengan keadaan dan situasi yang sebenarnya. Hal ini akan
memenuhi prinsip kekonkritan dalam belajar sebagai salah satu prinsip
pendidikan anak usia dini.
3. Penggunaan lingkungan sebagai sumber
belajar akan mendorong pada penghayatan nilai-nilai atau aspek-aspek kehidupan
yang ada di lingkungannya. Kesadaran akan pentingnya lingkungan dalam kehidupan
bisa mulai ditanamkan pada anak sejak dini, sehingga setelah mereka dewasa
kesadaran tersebut bisa tetap terpelihara.
4. Penggunaan lingkungan dapat menarik
bagi anak
Kegiatan belajar dimungkinkan akan
lebih menarik bagi anak sebab lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat
beragam dan banyak pilihan. Kegemaran belajar sejak usia dini merupakan modal
dasar yang sangat diperlukan dalam rangka penyiapan masyarakat belajar (learning
societes) dan sumber daya manusia di masa mendatang.
5. Pemanfaatan lingkungan menumbuhkan
aktivitas belajar anak (learning activities) yang lebih meningkat.
Penggunaan cara atau metode yang
bervariasi ini merupakan tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam
pendidikan untuk anak usia dini.
Begitu banyaknya nilai dan manfaat
yang dapat diraih dari lingkungan sebagai sumber belajar dalam pendidikan anak
usia dini bahkan hampir semua tema kegiatan dapat dipelajari dari lingkungan.
Namun demikian diperlukan adanya kreativitas dan jiwa inovatif dari para guru
untuk dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Jika pada saat belajar di kelas anak
diperkenalkan oleh guru mengenai binatang, dengan memanfaatkan lingkungan anak
akan dapat memperoleh pengalaman yang lebih banyak lagi. Dalam pemanfaatan
lingkungan tersebut guru dapat membawa kegiatan-kegiatan yang biasanya
dilakukan di dalam ruangan kelas ke alam terbuka dalam hal ini lingkungan.
Namun jika guru menceritakan kisah tersebut di dalam ruangan kelas, nuansa yang
terjadi di dalam kelas tidak akan sealamiah seperti halnya jika guru mengajak
anak untuk memanfaatkan lingkungan.
Memanfaatkan lingkungan sekitar
dengan membawa anak-anak untuk mengamati lingkungan akan menambah keseimbangan
dalam kegiatan belajar. Artinya belajr tidak hanya terjadi di ruangan kelas
namun juga di luar ruangan kelas dalam hal ini lingkungan sebagai sumber
belajar yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan
sosial, dan budaya, perkembangan emosional serta intelektual.
Perkembangan
Fisik
Lingkungan sangat berperan dalam
merangsang pertumbuhan fisik anak, untuk mengembangkan otot-ototnya. Anak
memiliki kesempatan yang alami untuk berlari-lari, melompat, berkejar-kejaran
dengan temannya dan menggerakkan tubuhnya dengna cara-cara yang tidak terbatas.
Kegiatan ini sangat alami dan sangat bermanfaat dalam mengembangkan aspek fisik
anak.
Dengan pemanfaatan lingkungan
sebagai sumber beajarnya, anak-anak menjadi tahu bagaimana tubuh mereka bekerja
dan merasakan bagaimana rasanya pada saat mereka memanjat pohon tertentu,
berayun-ayun, merangkak melalui sebuah terowongan atau berguling di dedaunan.
Perkembangan
aspek keterampilan sosial
Lingkungan secara alami mendorong
anak untuk berinteraksi dengan anak-anak yang lain bahkan dengan orang-orang
dewasa. Pada saat anak mengamati objek-objek tertentu yang ada di lingkungan
pasti dia ingin mencritakan hasil penemuannya dengan yang lain. Supaya
penemuannya diketahui oleh teman-temnannya anak tersebut mencoba mendekati anak
yang lain sehinga terjadilah proses interaksi/hubungan yang harmonis.
Anak-anak dapat membangun
kterampilan sosialnya ketika mereka membuat perjanjian dengan teman-temannya
untuk bergantian dalam menggunakan alat-alat tertentu pada saat mereka
memainkan objek-objek yang ada di lingkungan tertentu. Melalui kegiatan sepeti
ini anak berteman dan saling menikmati suasana yang santai dan menyenangkan.
Perkembangan
aspek emosi
Lingkungan pada umumnya memberikan
tantangan untuk dilalui oleh anak-anak. Pemanfaatannya akan memungkinkan anak
untuk mengembangkan rasa percaya diri yang positif. Misalnya bila anak diajak
ke sebuah taman yang terdapat beberapa pohon yang memungkinkan untuk mereka
panjat. Dengan memanjat pohon tersebut anak mengembangkan aspek keberaniannya
sebagai bagian dari pengembangan aspek emosinya.
Rasa percaya diri yang dimiliki oleh
anak terhadap dirinya sendiri dan orang lain dikembangkan melalui pengalaman
hidup yang nyata. Lingkungan sendiri menyediakan fasilitas bagi anak untuk
mendapatkan pengalaman hidup yang nyata.
Perkembangan
intelektual
Anak-anak belajar melalui interaksi
langsung dengan benda-benda atau ide-ide. Lingkungan menawarkan kepada guru
kesempatan untuk menguatkan kembali konsep-konsep seperti warna, angka, bentuk
dan ukuran.
Memanfaatkan lingkungan pada
dasarnya adalah menjelaskan konsep-konsep tertentu secara alami. Konsep warna
yang diketahui dan dipahami anak di dalam kelas tentunya akan semakin nyata
apabila guru mengarahkan anak-anak untuk melihat konsep warna secara nyata yang
ada pada lingkungan sekitar.
Demikian beberapa hal yang berkaitan
dengan dampak pemanfaatan lingkungan terhadap aspek-aspek perkembangan anak.
Namun guru juga harus memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam
mengembangkan pembelajaran anak dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajarnya. Adapun sumber belajar itu antara lain :
- Mengamati
apa yang menarik bagi anak
Biasanya anak serius jika menemukan
sesuatu yang sangat menarik baginya. Bila guru melihat hal ini berilah
bimbingan kepada anak dengan cara menayakan apa yang sedang diamatinya.
Manfaat yang bisa diambil dari
kegiatan ini adalah anak dapat mengmbangkan kemampuan intelektualnya dengan
mengetahui berbagai benda yang diamatinya. Selain itu juga anak akan dapat
mengembangkan ketrampilan sosialnya yaitu dengan mengembangkan kemampuannya
dengan berinteraksi dengan orang dewasa dalam hal ini guru.
Upaya guru dengan mengamati apa yang
menarik bagi anak juga akan dapat mengembangkan emosi anak misalnya pada saat
anak mengungkapkan hal-hal yang menarik baginya, dia menunjukkan ekspresi yang
serius dan pandangan mata yang tajam. Kemampuan berbahsa anak juga akan semakin
meningkat jika guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya
mengungkapkan berbahasa anak, kosa katanya akan berkembang.
- Perhatikan
dan gunakan saat yang tepat untuk mengajar
Memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar sebenarnya memberikan berbagai alternatif pendekatan dalam
membelajarkan anak. Hal tersebut disebabkan alternatif dan pilihan sumber
belajarnya sangat banyak. Dengan memanfaatkan lingkungan kegiatan belajar akan
lebih berpusat pada anak.
- Tanyalah
anak dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka.
Memberikan pertanyaan kepada
anak-anak mendorong mereka untuk menjelaskan mengenai berbagai hal yang mereka
alami dan mereka lihat.
Pertanyaan yang bersifat terbuka
akan memacu anak untuk mengungkap berbagai hal yang diamatinya secara bebas
sesuai dengan kemampuan berbahasanya.
- Gunakan
kosa kata yang beragam untuk menjelaskan hal-hal baru
Anak-anak terkadang mengalami
kekurangan perbendaharaan kata untuk menjelaskan apa yang mereka lihat.
Keterbatasan kosa kata yang terjadi pada anak harus dibantu oleh guru sehingga
tahap demi tahap kemampuan berbahasa dan perbendaharaan kosa katanya akan semakin
meningkat.
- Cobalah
berskap lebih ingin tahu
Guru-guru tidak selamanya mengetahui
jawaban-jawaban atas peertanyaan anak-anak. Guru yang mengetahui berbagai hal
akan menumbuhkan keperecayaan anak kepadanya. Anak merasa memiliki orang yang
dapat dijadikannya tempat bertanya mengenai hal-hal yang tidak dapat mereka
pecahkan. Anak akan memiliki keyakinan yang tinggi kepada guru yang mau
membantunya dalam segala hal. Sebaliknya jika guru tidak mengetahui banyak hal
akan menimbulkan ketidakyakinan kepadanya karena setiap mereka menanyakn
sesuatu anak tidak mendapatkan jawaban yang jelas dan memuaskan.
C. JENIS-JENIS
LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Lingkungan yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumber
belajar terdiri dari : (1) lingkungan
sosial dan (2) lingkungan fisik (alam). Lingkungan sosial dapat digunakan untuk
memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam dapat
digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan
kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partispasi dalam memlihara dan
melestarikan alam.
- Lingkungan
alam
Lingkungan alam atau lingkungan
fisik adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam
(air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan (flora dan fauna),
sungai, iklim, suhu, dan sebagainya.
Lingkungan alam sifatnya relatif
menetap, oleh karena itu jenis lingkungan ini akan lebih mudah dikenal dan
dipelajari oleh anak. Sesuai dengan kemampuannya, anak dapat mengamati
perubahan-perubahan yang terjadi dan dialami dalam kehidupan sehari-hari,
termasuk juga proses terjadinya.
Dengan mempelajari lingkungan alam
ini diharapkan anak akan lebih memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam
kehidupannya sehari-hari, lebih dari itu diharapkan juga dapat menumbuhkan
kesadaran sejak awal untuk mencintai alam, dan mungkin juga anak bisa turut
berpartisipasi untuk menjaga dan memelihara lingkungan alam.
2. Lingkungan sosial
Selain lingkungan alam sebagaimana
telah diuraikan di atas jenis lingkungan lain yang kaya akan informasi bagi
anak usia dini yaitu lingkungan sosial.
Hal-hal yang bisa dipelajari oleh
anak usia dini dalam kaitannya dengan pemanfaatan lingkungan sosial sebagai
sumber belajar ini misalnya:
- mengenal
adat istiadat dan kebiasaan penduduk setempat di mana anak tinggal.
- mengenal
jenis-jenis mata pencaharian penduduk di sektiar tempat tinggal dan
sekolah.
- Mengenal
organisasi-organisasi sosial yang ada di masyarakat sekitar tempat tinggal
dan sekolah.
- Mengenal
kehidupan beragama yang dianut oleh penduduk sekitar tempat tinggal dan
sekolah.
- Mengenal
kebudayaan termasuk kesenian yang ada di sekitar tempat tinggal dan
sekolah.
- Mengenal
struktur pemerntahan setempat seperti RT, RW, desa atau kelurahan dan
kecamatan.
Pemanfaatan lingkungan sosial
sebagai sumber belajar dalam kegiatan pendidikan untuk anak usia dini sebaiknya
dimulai dari lingkungan yang terkecil atau paling dekat dengan anak.
3. Lingkungan budaya
Di samping lingkungan budaya dan
lingkungan alam yang sifatnya alami, ada juga yang disebut lingkungan budaya
atau buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia
untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Anak dapat
mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek seperti prosesnya,
pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya, serta aspek lain
yang berkenan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada
umumnya.
Agar penggunaan lingkungan ini
efektif perlu disesuaikan dengan rencana kegiatan atau program yang ada. Dengan
begitu, maka lingkungan ini dapat memperkaya dan memperjelas bahan ajar yang
dipelajari dan bisa dijadikan sebagai laboratorium belajar anak.
D. Prosedur
Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Apabila kita menginginkan anak
memperoleh hail belajar yang banyak dan bermakna dari sumber beajr lingkungan,
maka kita perlu membuatan persiapan ayang matang. Tanpa persiapan belajar anak
tidak akan terkendali dngan baik senhingga akan berpengaruh terhadap terjadinya
tujuan pendidikan yang diharapkan.
Perlu kita ketahui bahwa ada tiga
langkah prosedur yang bisa ditempuh dalam menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar untuk anak usia dini ini yaitu :
1. Langkah Perencanaan
Perencanaan menempati bagian yang
penting. Melalui perencanaan yang matang, yang disusun secara sistematik, dalam
pola pemikiran yang menyeluruh akan memberi landasan yang kuat dalam
melaksanakan kegiatanm-kegiatan pendidikan khususnya untuk anak usia dini.
Guru selaku pengelola kegiatan
belajar harus mengetahui dan memahami tentang apa-apa yang harus direncanakan.
2. Langkah
pelaksanaan
Pelaksanaan proses pembelajaran harus dilaksanakan secara efektif dan efesien agar hasilnya optimal sesuai dengan yang telah direncanakan. Pelaksanaan kegiatan belajar harus dapat meningkatkan dan memotivasi aktivitas siswa sehingga siswa dapat menikmati bahwa lingkungan sebagai sumber belajar benar-benar dapat memperkaya dan memperjelas bahan ajar yang dipelajari.
Pelaksanaan proses pembelajaran harus dilaksanakan secara efektif dan efesien agar hasilnya optimal sesuai dengan yang telah direncanakan. Pelaksanaan kegiatan belajar harus dapat meningkatkan dan memotivasi aktivitas siswa sehingga siswa dapat menikmati bahwa lingkungan sebagai sumber belajar benar-benar dapat memperkaya dan memperjelas bahan ajar yang dipelajari.
3. Langkah
tindakan lanjut (follow up)
Langkah ini untuk menindak lanjuti hasil kegiatan pembelajaran. Sehingga apabila ada siswa yang belum mengerti atau memahami lingkungan sebagai sumber belajar dibimbing dan diarahkan sesuai dengan materi pembelajaran. Sedangkan bagi siswa yang sudah memahami dapat melanjutkan kegiatannya lebih mendalam sehingga lingkungan merupakan sumber belajar yang banyak manfaatnya.
Langkah ini untuk menindak lanjuti hasil kegiatan pembelajaran. Sehingga apabila ada siswa yang belum mengerti atau memahami lingkungan sebagai sumber belajar dibimbing dan diarahkan sesuai dengan materi pembelajaran. Sedangkan bagi siswa yang sudah memahami dapat melanjutkan kegiatannya lebih mendalam sehingga lingkungan merupakan sumber belajar yang banyak manfaatnya.
E. TEKNIK
PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Teknik
Menggunakan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar :
Ada beberapa kegiatan yang dapat guru tempuh dalam meancang
pemamfaatan lingkungan sebagai sumber belajar untuk anak usia dini.
1. Tentukan tujuan kegiatan yang harus
di capai anak berkaitan dngan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Tujuan
ini pada dasarnya berisi tentang berbagai kompetensi atau kemampuan yang di
harapkan dapat di capai oleh anak. Di sarankan agar tujuan atau kemampuan ini
di rumuskan secara spesifik atau di jabarkan secara operasional memuahkan dalam
penilaian hasil kegiatan.
2. Tentukan objek lingkungan yang akan di
pelajari atau di kunjungi. Dalam hal iniperlu guru perhatikan keterkaitannya dengan
tujuan atau kemampuan yang akan di capai sebab bagai mana pun kegiatan ini
merupakan kegiatan pendidikan yang bertujuan. Selain itu guru perlu
mempertimbangkan berbagai aspek yang berkaitan dengan kemudahan-kemudahan dalam
mengunakan lingkungan sebagai sumber belajar di antaranya:
a. Jarak yang harus di tempuh di
upayakan tidak terlalu jauh. Lokasi sumber belajar lingkungan yang terlalu jauh
di khwatirkan bisa menyebabkan kelelahan pada diri anak, di samping itujuga
memerlukan persiapan yang cukup matang.
b. Waktu yang tersedia di upaya kan
tidak terlalu lama. Hal ini berkaitan dengan alokasi waktu kegiatan pendidikan
untuk anak usia dini pada umumnya memamg tidak terlalu lam.
c. Biaya di upayakan di tekan sekecil
mungkin, bahkan sebaiknya tidak perlu biaya khusus untuk kegiatan ini jika di
lingkungan sekitar sekolah sudah tersedia berbagai lingkungan sumber
belajar yang bisa di manfaatkan untuk kegiatan belajar anak.
d. Keamanan pada saat anak sedang
melakukan kegiatan perlu mendapatkan perhatian yang eksama terutama dari pihak
guru.
e. Ketersediaan sumber belajar
lingkungan yang akan di pelajari. Dalam hal ini, guru perlu melakukan penjajaan
terlebih dahulu sebelum proses pendidikan di lakukan.
3. Rumuskana cara belajar atau
bentuk-bentuk kegiatan yang harus di lakukan anak selama mempelajari sember
belajar lingkungan. Misalnya anak di minta untuk mengamati sesuatu, mencari
benda-benda, mengambar menirukan, mengikuti petunjuk guru, atau bentuk-bentuk
kegiatan lainnya sesuai untuk anak usia dini.
4. Siap kan hal-hal yang sifatnya
teknis. Misalnya pembuatan tata tertib kegiatan yang harus di patuhi anak
selama mengikitu kegiatan serta perlengkapan-perlengkapan yang harus di bawa
masing-masing anak atau kelompok anak. Sebagai panduan guru dalam penilaian
hasil pendidikan, perlu juga di siapkan semacam alat atau instrumen penilaian.
Sumber
materi:
Ellyawati,cucu.2005.pemilihan dan
pengembangan sumber belajar untuk anak usia dini.jakarta: DEPDIKNAS
Zaman, dkk.media dan sumber belajar
TK edisi 1. UT
0 Response to "resume LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR "
Post a Comment